Sepercikhikmah
– Sahabat sepercikhikmah semua yang dilakukan didunia tentu memiliki balasannya
sendiri-sendiri, seperti pepatah apa yang engkau tanam kelak itu yang akan
engkau panen atau terima. Dizaman seperti sekarang sudah tidak jarang kita
temui banyak wanita yang mengejar-ngejar suami orang.Naudzubillah..
Konon,
lebih enak menjalin hu*bu*ngan dengan pria matang daripada yang seumuran.
Mereka (pria matang) ini sudah mapan dari sisi finansial & mental, ngemong
banget, dan yang pasti pengalaman hidupnya jauh lebih banyak dimana hal tsb
justru makin memancarkan aura ke-lelaki-annya. Katanya sih begitu. Dan tentu
saja, sebagian besar pria matang dan mapan ini sudah berkeluarga.
Sayangnya,
status sebagai pria yang sudah tidak single lagi tersebut kadang tidak membuat
cukup banyak wanita muda menyerah untuk mendapatkan bahkan merebut mereka dan
memisahkannya dari keluarga hingga tercerai berai enggak keruan. Egois, ya?
Iya. Dan, itu fakta. Miris.
Jangan
keburu GR dulu sebagai laki-laki karena mereka yang dicintai, dikagumi, dan
dielu-elukan ketika sudah jadi "sesuatu" bukan semata-mata dicintai
secara tulus dari hati, melainkan karena si laki-laki tersebut punya sesuatu
yang bisa dimanfaatkan. Entah itu uang, jabatan, atau sekadar perhatian. Jadi,
laki-laki yang sudah beristri sebaiknya tidak berpikir naif, lugu, polos,
bahkan labil layaknya remaja baru gede. Realistislah.
Sedangkan
untuk parawanita muda yang mungkin sedang berada di fase puncak (masa-masa
cantik/masa-masa emas) ada beberapa pertimbangan yang harus dipikirkan sebelum
menjalin hu*bu*ngan atau merebut suami orang lain, yakni:
1. Apa yang kita tanam
pasti akan berbuah
Yakin
apa yang kita lakukan tidak akan ada efek sampingnya? Jangan hanya berpikir
nikmat sesaat. Kita sendiri sudah sering melihat fakta seperti apa kehidupan
orang yang suka merusak hu*bu*ngan orang lain yang sah. Apa kita yakin mau
seperti itu? Nikmat yang didapat setahun dua tahun, tapi akibat yang didapat
bisa seumur hidup.
2. Hargai diri sendiri
Merebut
suami orang lain tidak akan membuat seorang wanita lebih hebat, justru
sebaliknya, yang ada malah merendahkan dan menghinakan diri sendiri. Emang
enggak ada yang lain (yang masih single and available) sampai-sampai suami
orang lain diembat? Na'udzubillah.
3. Maukah kita nanti
diperlakukan seperti itu
Kalau
enggak mau dicubit ya jangan nyubit. Apakah mau suami kita nanti direbut orang
lain? Kalau tidak mau, kenapa melakukan hal yang dibenci?
4. Bukan kebahagiaan
namanya jika untuk mendapatkannya dengan cara membuat orang lain terluka
Sahabat
sepercikhikmah bahagia memiliki banyak pintu, ragamnya banyak. Tapi pada
prinsipnya sama, yakni tidak merugikan orang lain. Bahagia dengan cara melukai
orang lain bukanlah bahagia, tapi bentuk kejahatan terselubung.
5. Masih banyak hal
penting yang harus dipikirkan
Daripada
menebar sensasi, kenapa tidak membuat prestasi? Hidup terlalu berharga jika
hanya digunakan untuk hal-hal yang efek samping negatifnya begitu banyak serta
domino.
6. Semua hanya
sementara
Merasa
bangga karena cantik dan bisa menggoda pria beristri? Merasa hebat?
Sebaiknya pikiran ini diperbaiki lagi
karena sejatiny yang ada justru sebaliknya. Jangan naif. Yang saat ini
nenek-nenek dan keriput dulunya juga pernah muda dan cantik penuh pesona.
Sadari bahwa semua itu tidak akan selamanya, hanya sementara, tidak akan
bertahan lama.
7. Pikirkan jika itu
terjadi pada keluarga kita
Bagaimana
jika keluarga kita hancur karena kedatangan wanita lain yang merebut ayah kita.
Bagaimana rasanya? Maka itu juga yang akan terjadi. Akan selalu ada
korban-korban tidak berdosa akibat dari perbuatan egois dan tidak bertanggung
jawab. Pikirkanlah perasaan anak-anak dari laki-laki yang direbut.
8. Cinta laki-laki
beristri tersebut tidak akan sama
Sebagaimana
si wanita melihat laki-laki hanya dari sisi kemapanannya saja, pun laki-laki.
Mereka juga hanya akan melihat si wanita hanya dari sisi fisik semata, bukan
cinta dari hati. Mau yang habis manis sepah dibuang?
Jika
memang masih memiliki hati nurani, pasti hal tersebut tidak akan dilakukan.
Beda lagi jika hati nurani sudah mati. ☺
Semoga
bermanfaat.