Para Wanita Baca!! Pikirkankah Hal-Hal Ini sebelum Merebut Suami Orang

Sepercikhikmah – Sahabat sepercikhikmah semua yang dilakukan didunia tentu memiliki balasannya sendiri-sendiri, seperti pepatah apa yang engkau tanam kelak itu yang akan engkau panen atau terima. Dizaman seperti sekarang sudah tidak jarang kita temui banyak wanita yang mengejar-ngejar suami orang.Naudzubillah..



Konon, lebih enak menjalin hu*bu*ngan dengan pria matang daripada yang seumuran. Mereka (pria matang) ini sudah mapan dari sisi finansial & mental, ngemong banget, dan yang pasti pengalaman hidupnya jauh lebih banyak dimana hal tsb justru makin memancarkan aura ke-lelaki-annya. Katanya sih begitu. Dan tentu saja, sebagian besar pria matang dan mapan ini sudah berkeluarga.

Sayangnya, status sebagai pria yang sudah tidak single lagi tersebut kadang tidak membuat cukup banyak wanita muda menyerah untuk mendapatkan bahkan merebut mereka dan memisahkannya dari keluarga hingga tercerai berai enggak keruan. Egois, ya? Iya. Dan, itu fakta. Miris.

Jangan keburu GR dulu sebagai laki-laki karena mereka yang dicintai, dikagumi, dan dielu-elukan ketika sudah jadi "sesuatu" bukan semata-mata dicintai secara tulus dari hati, melainkan karena si laki-laki tersebut punya sesuatu yang bisa dimanfaatkan. Entah itu uang, jabatan, atau sekadar perhatian. Jadi, laki-laki yang sudah beristri sebaiknya tidak berpikir naif, lugu, polos, bahkan labil layaknya remaja baru gede. Realistislah.

Sedangkan untuk parawanita muda yang mungkin sedang berada di fase puncak (masa-masa cantik/masa-masa emas) ada beberapa pertimbangan yang harus dipikirkan sebelum menjalin hu*bu*ngan atau merebut suami orang lain, yakni:

1. Apa yang kita tanam pasti akan berbuah

Yakin apa yang kita lakukan tidak akan ada efek sampingnya? Jangan hanya berpikir nikmat sesaat. Kita sendiri sudah sering melihat fakta seperti apa kehidupan orang yang suka merusak hu*bu*ngan orang lain yang sah. Apa kita yakin mau seperti itu? Nikmat yang didapat setahun dua tahun, tapi akibat yang didapat bisa seumur hidup.

2. Hargai diri sendiri

Merebut suami orang lain tidak akan membuat seorang wanita lebih hebat, justru sebaliknya, yang ada malah merendahkan dan menghinakan diri sendiri. Emang enggak ada yang lain (yang masih single and available) sampai-sampai suami orang lain diembat? Na'udzubillah.

3. Maukah kita nanti diperlakukan seperti itu

Kalau enggak mau dicubit ya jangan nyubit. Apakah mau suami kita nanti direbut orang lain? Kalau tidak mau, kenapa melakukan hal yang dibenci?

4. Bukan kebahagiaan namanya jika untuk mendapatkannya dengan cara membuat orang lain terluka

Sahabat sepercikhikmah bahagia memiliki banyak pintu, ragamnya banyak. Tapi pada prinsipnya sama, yakni tidak merugikan orang lain. Bahagia dengan cara melukai orang lain bukanlah bahagia, tapi bentuk kejahatan terselubung.

5. Masih banyak hal penting yang harus dipikirkan

Daripada menebar sensasi, kenapa tidak membuat prestasi? Hidup terlalu berharga jika hanya digunakan untuk hal-hal yang efek samping negatifnya begitu banyak serta domino.

6. Semua hanya sementara

Merasa bangga karena cantik dan bisa menggoda pria beristri? Merasa hebat? Sebaiknya  pikiran ini diperbaiki lagi karena sejatiny yang ada justru sebaliknya. Jangan naif. Yang saat ini nenek-nenek dan keriput dulunya juga pernah muda dan cantik penuh pesona. Sadari bahwa semua itu tidak akan selamanya, hanya sementara, tidak akan bertahan lama.

7. Pikirkan jika itu terjadi pada keluarga kita

Bagaimana jika keluarga kita hancur karena kedatangan wanita lain yang merebut ayah kita. Bagaimana rasanya? Maka itu juga yang akan terjadi. Akan selalu ada korban-korban tidak berdosa akibat dari perbuatan egois dan tidak bertanggung jawab. Pikirkanlah perasaan anak-anak dari laki-laki yang direbut.

8. Cinta laki-laki beristri tersebut tidak akan sama

Sebagaimana si wanita melihat laki-laki hanya dari sisi kemapanannya saja, pun laki-laki. Mereka juga hanya akan melihat si wanita hanya dari sisi fisik semata, bukan cinta dari hati. Mau yang habis manis sepah dibuang?

Jika memang masih memiliki hati nurani, pasti hal tersebut tidak akan dilakukan. Beda lagi jika hati nurani sudah mati.

Semoga bermanfaat.


loading...
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==