SepercikHikmah - Subhanallah Walhamdulillah... Keterbatasan fisik ternyata tidak menjadi penghalang bagi manusia untuk menghafal Al Qur’an. Karena Allah SWT menentukan nasib hamba-Nya, tergantung seberapa besar usaha seseorang hamba-Nya untuk mengubah nasibnya.
Sebagaimana firman Allah sebagai berikut. “Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa yang ada dalam suatu kaum, sampai mereka mengubah apa yang ada dalam diri mereka sendiri” (QS 13: 11).
Kisah inspiratif berikut ini adalah sebuah contoh, bahwa dengan segala keterbatasan fisik, ada yang idiot, fungsi otaknya terganggu sampai buta, mereka bisa menghafal Al Qur’an. Ini menjadi pelajaran bagi kita yang dikasih kesempurnaan fisik oleh Allah untuk bisa belajar dari keseriusan dan kegigihan mereka.
Berikut informasinya.
1. Fajar Abdurokhim Divonis Fungsi Otaknya Terganggu
Fajar adalah putra pasangan Heny Sulistiowati dan Joko Wahyudiono yang lahir pada tahun 2004 yang lalu. Dia lahir prematur pada usia kandungan 7,5 bulan dengan berat badan hanya 1,6 kilogram.
Sejak lahir kondisi Fajar sudah memprihatinkan. Katup jantungnya ada yang bocor dan menderita Cerebral Palsy, yaitu suatu kondisi terganggunya fungsi otak dan jaringan saraf yang mengendalikan gerakan, laju belajar, pendengaran, penglihatan, kemampuan berpikir. Penyakit ini menyebabkan seorang anak akan mengalami keterlambatan perkembangan.
Namun Heni dan suaminya bertekad memberikan yang terbaik untuk putranya. Dengan sabar ayahnya selalu membacakan Al Qur’an setengah juz pada pagi hari dan setengah juz pada malam hari sejak masih berada di inkubator.
“Kami berusaha untuk memberikan lingkungan yang terbaik untuknya. Di rumah saya dan suami sepakat memutarkan tilawah 24 jam agar dia selalu mendengar yang baik-baik saja tanpa terpikir dia akan hafal Al Quran” cerita Heni.
Di usianya yang ketiga, Fajar baru dapat berbicara namun yang keluar dari bibirnya seringkali berupa potongan-potongan ayat Al Qur’an. Pasangan tersebut lalu memanggil seorang guru untuk mengajarkan dan membimbing Fajar. Hasilnya Fajar hafal 30 juz Al Qura’n di usia 4,5 tahun dengan hafalan yang sangat kuat.
“Aku ingin menjadi Imam Masjidil Haram,” jawab Fajar ketika ditanya apa cita-citanya. Dia pun berpesan dan berdoa agar seluruh masyarakat Indonesia semangat untuk menghafal Al Qur’an.
2. Alfath di Vonis Idiot oleh Dokter
Saat masih dalam kandungan, Alfath diperiksakan kondisinya ke dokter dan hasilnya di otak kecil si anak, terdapat tumor. Si anak yang masih belum keluar dari rahim ibunya ini, sudah divonis ini-itu oleh dokter. Kurang lebih, dokter mengatakan bahwa si anak akan menjadi bocah idiot, yang tidak berguna, malah justru menyusahkan orang tuanya sepanjang hayatnya. Bahkan, parahnya lagi, dokter menawarkan satu jalan pintas: aborsi.
Namun, di saat-saat seperti itu, apakah si ibu menerima saja opsi yang ditawarkan dokter itu; mengingat kondisi si anak – menurut dokter – tidak baik bila sampai lahir? Ternyata, orang tua si jabang bayi mengambil keputusan yang cukup mencengangkan, yaitu tetap melanjutkan kehamilan hingga lahirnya.
Dan alhamdulillah, si anak lahir, dan sejak itu, orang tuanya merawat dengan penuh kesabaran. Bahkan, sang ibu sampai harus pensiun dini dari kerjanya demi mengasuh anaknya itu.
Orang tuanya telah mendidik, merawat, dan mengajarkan banyak hal. Mulai dari berbicara, membaca cerita, hingga membaca Al-Qur’an.
Singkat cerita, di ulang tahun si anak yang ke-13, ia menyelesaikan hafalan Al-Qurannya. Apa yang menjadi motif si anak menyelesaikan hafalan Al-Qurannya? “Aku ingin memberi sebuah kebahagiaan besar untuk orang tuaku”, ujarnya, seperti dikuip dari Dakwatuna.
3. Zuhud Al-Ghifari, Sibuta Dari Bandung Penghafal Al Qur’an
Keterbatasan dalam menggunakan mata untuk melihat tak menjadi hambatan bagi pria asal kota Bandung ini untuk semangat belajar dan menghafal Al-Qur’an dengan tartil dan fasih.
Berkat ketekunanya, atas izin Allah, Zuhud Al-Ghifari yang kedua matanya tidak dapat melihat (tuna netra) sudah berhasil menghafal Al-Qur’an sebanyak 6 juz.
Dan yang menarik lagi, selain menghafal Al-Qur’an, Zuhud juga aktif dalam berdakwah, semangat yang dimiliki Zuhud dalam mengahafal Al-Qur’an dan berdakwah lebih besar dari kondisi yang dimilikinya.
“Alhamdulillah, sudah menghafal 6 juz, selama ini saya mengaji dan menghafal dengan menggunakan Al Quran Braille” ujar Zuhud sebagaimana dilansir dari yusufmansur.com, sabtu(29/5/2015).
Diketahui, Zuhud merupakan salah satu kandidat seleksi Program Pembibitan Penghafal Al-Quran (PPPA) Daarul Qur’an yang dipimpin oleh Ustadz Yusuf Mansur
Itulah 3 manusia dengan segala keterbatasan fisik tapi tetap bisa menghafal Al Qur’an. Bagaimana dengan kita yang sempurna fisiknya?
Sumber : Pekanews