SepercikHikmah - Seorang Letkol (Purn) Ilyas Karim
tidak kuasa menahan air matanya, saat aparat mengeluarkan isi rumahnya di RT 09
RW 04, Jalan Rawajati Barat III, Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran,
Jakarta Selatan, Rabu (1/9). Rumahnya ialah satu dari puluhan rumah yang
diratakan dengan tanah oleh aparat gabungan, karena dinilai berada di jalur
hijau.
Penggusuran tersebut juga menyebabkan ratusan jiwa dari
60 kepala keluarga terbengkalai. Satu per satu barang-barang warga permukiman
di sana dikeluarkan paksa petugas. Termasuk milik Ilyas, veteran perang era
kemerdekaan RI itu.
Pengibar bendera di zaman Presiden Sukarno tersebut
sempat berusaha menghalangi aparat yang ingin mengeluarkan isi rumahnya. Ia pun
terlibat bentrok dengan seorang petugas Satpol PP yang mencoba memintanya
keluar.
"Jangan dorong-dorong. Orang tua ini. Veteran saya
ini," ucap pejuang berusia 88 tahun tersebut di lokasi.
Saat keluar dari rumahnya, veteran itu pun sempat
menunjukkan rasa kecewanya kepada para petugas yang melakukan penertiban.
"Jangan tidak dimanusiakan seperti ini. Masa nggak ada hormatnya sama
veteran," tutur Ilyas. Tubuh rentanya pun tak kuasa menahan petugas dan
memaksanya merebahkan diri.
Sementara itu, para petugas Satpol PP terus berusaha
mengeluarkan isi barang warga. Sedangkan, dua buah ekskavator berwarna kuning
mulai merobohkan satu per satu bangunan. Warga pun hanya terdiam dan berurai
air mata.
Sejak 2015 lalu, Pemerintah Kota Jakarta Selatan telah
mengeluarkan surat peringatan kepada warga Rawajati RT 09 RW 04 untuk
mengosongkan rumah mereka. Permukiman mereka akan digusur oleh pemerintah
lantaran tempat yang dihuni oleh mereka merupakan ruang terbuka hijau (RTH).
Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta, Syarif menilai,
penggusuran yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Jakarta Selatan terhadap
permukiman warga RT 09 RW 04 Rawajati Barat, Pancoran, Jakarta Selatan ialah
ilegal. Hal ini karena penggusuran tersebut dinilai tidak dilengkapi surat
izin. "Pokoknya penggusuran ini ilegal, tadi saya sempat minta surat izin
penggusuran, ternyata mereka tidak bawa," ujar pria berkacamata tersebut
di lokasi penggusuran, Kamis (1/9).
Syarif juga mengatakan, penggusuran tersebut juga
menyebabkan ratusan jiwa dari 60 kepala keluarga terbengkalai. Menurut dia, apa
yang dilakukan pemerintah terkesan mendadak. "Saya tadi sempat tanya
kepada Lurah Rawajati dan Camat Pancoran, tapi mereka tidak menjawab, malah
lari," ujarnya.
Dimanakah hati nurani mereka, apa tidak ingat dahulu
veteran memperjuangkan Indonesia
hingga sekarang ini kita bisa menikmati masa
seperti ini. Semoga Bpk Ilyas diberi kekuatan dan ketabahan.
Sumber : nasional.republika.co.id