Sepercik Hikmah - Kehidupan rumah tangga laksana kapal di tengah samudra. Kadang tenang, kadang ada ombak besar. Pun rumah tangga, kadang ada goda, kadang ada cemburu. Namun, tak boleh sampai curiga, apalagi menuduh zina.
Dalam rangka menutup pintu curiga, Rasulullah memiliki beberapa cara. Di antaranya ketika ada seorang laki-laki yang tidak mau mengakui anak yang dilahirkan istrinya sebagai anaknya.
“Istriku melahirkan anak laki-laki berkulit hitam dan aku tidak mengakuinya sebagai anakku,” kata lelaki itu seperti diriwayatkan oleh Abu Hurairah.
“Apakah engkau memiliki seekor unta?” tanya Rasulullah.
“Ya”
“Lantas apa warnanya?”
“Merah”
“Mungkinkah di antara mereka ada yang berwarna putih?”
“Ya, ada yang berwarna putih”
“Bagaimana itu bisa terjadi?”
“Wahai Rasulullah, itu terjadi karena faktor keturunan yang jauh”
“Bisa jadi anakmu berkulit hitam karena faktor keturunan yang jauh seperti itu,” jawaban Rasulullah ini membuat laki-laki tersebut berpikir. Lalu Rasulullah tidak mengijinkannya menolak mengakui anak tersebut.
Demikianlah Rasulullah menyadarkan umatnya. Terkadang curiga itu timbul karena lintasan-lintasan yang meragukan, yang jika ditelisik lebih dalam dan diuji dengan kebenaran, ia tidak memiliki alasan cukup kuat untuk dipertahankan. Tak ada bukti, tak ada yang dapat meyakinkan tuduhan-tuduhan itu. Hanya keragu-raguan semu. Dan Rasulullah ingin menghilangkan keraguan-keraguan itu dalam rumah tangga umatnya. Rumah tangga mestinya dibangun dengan rasa saling percaya, hanya dengannya keluarga sakinah mawaddah wa rahmah bisa menjadi nyata.
Rasulullah juga melarang seorang suami pulang di malam hari secara tiba-tiba. Sunnahnya, jika seorang suami safar kemudian pulang, hendaknya ia pulang di siang hari dan tidak secara tiba-tiba. Kalaupun pulang malam hari, dianjurkan memberitahu istrinya. Selain agar sang istri bersiap menyambutnya, menurut para ulama juga untuk menutup pintu curiga.
Ketika perang Khandaq, ada seorang pemuda yang masih tergolong pengantin baru, ia sering meminta ijin kepada Rasulullah untuk pulang. Rasulullah mengijinkannya untuk pulang di siang hari sambil membawa senjata karena beliau khawatir Bani Quraizhah bisa menyerangnya. Begitu sampai di rumahnya, ia terkejut istrinya berada di luar rumah, ia mau marah dengan mengisyaratkan tombaknya. “Pegang tombakmu, masuklah ke dalam rumah agar engkau tahu apa yang terjadi,” kata sang istri. Ternyata ada ular besar sedang melingkar di tempat tidur istrinya. Lalu pemuda itu melontarkan tombaknya pada ular tersebut. Beruntunglah ia, tidak jadi memarahi istrinya karena curiga.
Sumber : www.Webmuslimah.com