Sepercikhikmah
– Sahabat sepercikhikmah Sebuah hu*bungan antara pria dan wanita dalam koridor
agama akan mendatangkan banyak pahala. Begitu pula sebaliknya, hu*bungan diluar
ketentuan syariat agama akan mendatangkan azab dunia dan siksa pedih diakhirat.
Jangankan
berhu*bu*ngan layaknya suami istri, wanita dan pria yang bukan muhrim tidak
diperbolehkan untuk bersentuhan.
Berbeda
halnya jika hu*bu*ngan tersebut telah diikatkan dalam sebuah pernikahan yang
sah, maka satu sama lain sudah dihalalkan.
Berhu*bu*ngan
dengan pasangan secara halal sudah merupakan rejeki bagi seseorang. Namun, apabila
hu*bu*ngan tersebut menyimpang maka dapat mengganggu atau menghambat rejeki.
Rejeki tidak hanya tentang harta dan materi. Kesempatan untuk menikah dan
merasakan memiliki anak merupakan rezeki yang lebih besar.
Rezeki
adalah urusan Allah karena Dia akan memberikan rezeki pada setiap umat tanpa
pandang bulu. Hu*bu*ngan intim menjadi halal jika hu*bu*ngan ini telah
dihalalkan dalam ikatan pernikahan suami istri. Lalu apakah rezeki yang akan
didapatkan oleh pasangan suami istri?
Ketika
melakukan kemesraan dengan pasangan suami atau istri, maka Allah akan
memberikan rezeki bagi kita, seperti dikutip kumpulanmisteri.com berikut ini,
1.
Rezeki atas Halalnya Berhu*bu*ngan
Hu*bu*ngan
suami istri yang halal adalah suatu rejeki yang luar biasa. Apabila hu*bu*ngan
belum disahkan dalam sebuah pernikahan, maka hu*bu*ngan tersebut masih berupa
larangan sehingga tidak dapat berduaan, berme*sraan atau kegiatan bersama
lainnya.
Setelah
dihalalkan maka kita tidak perlu khawatir lagi akan melanggar larangan Allah
untuk tidak bersentuhan dengan lawan jenis.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika kalian berse*tubuh dengan
istri-istri kalian termasuk sedekah!.” Mendengar sabda Rasulullah itu para
shahabat keheranan dan bertanya: “Wahai Rasulullah, seorang suami yang memu*askan
n4*fsu bir4h1nya terhadap istrinya akan mendapat pahala ?” Nabi shallallahu
alaihi wa sallam menjawab: “Bagaimana menurut kalian jika mereka (para suami)
bersetubuh dengan selain istrinya, bukankah mereka berdosa .? “Jawab para
shahabat : “Ya, benar”. Beliau bersabda lagi : “Begitu pula kalau mereka
bersetubuh dengan istrinya (di tempat yang halal), mereka akan memperoleh
pahala!”. (Hadits Shahih Riwayat Muslim, Ahmad dan Nasa’i).
MasyaAllah,
itulah begitu Islam memberikan pahala bagi yang menghalalkan hu*bu*ngan
terlebih dahulu. Tak hanya di dunia, namun juga pahala akhirat.
2.
Kenikmatan Dalam Hu*bu*ngan Suami Istri
Salah
satu tujuan dalam menikah adalah meneruskan keturunan. Oleh sebab itu, jima'
adalah suatu kenikmatan yang bisa dirasakan oleh orang yang sudah menikah.
Selain
itu, Allah juga memberikan kenikmatan luar biasa, berupa anak, suami atau istri
yang menjadi keluarga yang harus dijaganya. Rejeki dalam jima inilah yang
memberikan kenikmatan yang tidak dirasakan oleh mereka yang belum menikah.
3.
Pahala dan Kemuliaan Atas Hu*bu*ngan Suami Istri
Mulanya,
hu*bu*ngan wanita dan pria yang bukan mahram adalah sebuah dosa. Tapi setelah hu*bu*ngan
tersebut dihalalkan dalam pernikahan, maka segala hu*bu*ngan suami istri yang
ditujukan untuk mengharap ridho Allah akan mendapatkan pahala.
Kemuliaan
juga didapatkan bagi mereka yang berme*sraan karena telah melakukan hal-hal
untuk menjaga hu*bu*ngan pernikahan di jalan Allah. Bahkan, Allah akan
melipatgandakan perbuatan baik yang berhu*bu*ngan dengan kegiatan suami-istri.
Selain
rejeki dalam berhu*bu*ngan 1n*t1m yang telah disebutkan, Allah masih akan
memberikan kenikmatan lain sesuai tingkatannya. Kenikmatan itu adalah adanya
anak di tengah keluarga tersebut.
Kehadiran
seorang anak akan melengkapi kebahagiaan di dalam keluarga. Namun, tak setiap
keluarga diberkahi Allah dengan adanya buah hati. Meskipun demikian, bukan
berarti kita bisa berpikir negatif pada Allah.
Sahabat
sepercikhikmah percayalah bahwa Allah selalu memiliki hikmah di balik setiap
peristiwa. Apabila bertahun-tahun kita telah menikah tapi tidak kunjung
dianugerahi seorang anak, maka berinstropeksilah.
Bisa
jadi hal tersebut dikarenakan oleh diri kita yang belum siap menerima anak.
Oleh sebab itu, ketika berhu*bu*ngan suami istri niatkanlah dalam hati yang
bersih dan berdoa agar Allah mempercayai kita untuk mendapatkan titipan-Nya
berupa anak. Syukurilah kenikmatan yang diberikan oleh Allah agar Allah
menambahkan kenikmatan.
Berdasarkan
penjelasan rejeki dibalik hu*bu*ngan suami istri di atas, kita tahu bahwa keme*sraan
dapat dijadikan sebagai cara untuk menjaga hu*bu*ngan suami istri.
Perselisihan
atau masalah kecil dalam sebuah keluarga adalah suatu hal yang biasa. Tinggal
bagaimana kita menyelesaikan masalah tersebut dengan kepala dingin dan
meninggalkan keegoisan masing-masing.
Sebagai
seorang muslim, baik bagi kita untuk menjalani perbuatan sesuai contoh
Rasulullah dan ajaran di dalam al-Qur’an dan hadits. Rasul senantiasa menjaga
pernikahannya agar tidak terjadi perpecahan dan masih dalam perlindungan Allah.
Semoga bermanfaat.
Sumber:Wajibbaca