sepercik Hikmah – Bagi para penghafal Al Quran
yang pemula, menambah hafalan mempunyai kesulitan tersendiri. Tetapi
seiring dengan waktu kesulitan ini akan terlampaui. Ketika itu kesulitan
lain timbul yaitu mengulang hafalan (murajaah). Pada saat hafalan makin
bertambah banyak, murajaah juga semakin berat.
Untuk surat-surat yang agak panjang (50 ayat) dan yang panjang
(diatas 100 ayat), biasanya kita sangat hafal separuh awal dari surat
tersebut. Untuk separuh terakhir sulit bagi kita untuk mengingatnya. Ini
akan ditandai dengan “macet” ketika saat memurajaah. Mengapa hal ini
terjadi? Hal ini disebabkan kita selalu menghafal/murajaah dari awal
surat (ayat 1). Ketika selesai menghafalkan sebuah surat, ayat-ayat awal
itulah
yang lebih sering dilafadzkan dibandingkan dengan ayat-ayat yang
akhir. Sehingga otak kita lebih hafal ayat-ayat awal. Itulah sebabnya
kita sangat hafal ayat-ayat awal surat dan sering lupa pada ayat-ayat
akhir surat.
Kesulitan kedua adalah ketika kita „macet“ sulit bagi kita untuk
mengetahui ayat selanjutnya. Ayat-ayat setelah „ayat macet“ menjadi
gelap. Ini dikarenakan kita menghafal secara sekuensial/berurutan,
sehingga satu ayat selalu diingat setelah ayat sebelumnya. Sehingga
kalau ayat “sebelumnya” macet maka ayat selanjutnya menjadi hilang juga.
Dalm hal ini tidak ada cara lain untuk mengingatnya selain membuka
mushaf Al Qur’an.
Lalu bagaimana cara efektif untuk menanggulangi masalah tersebut?
Kuncinya adalah ketika proses menghafal sebuah surat dilakukan.
Hafalkan surat dengan cara memotongnya menjadi 10 ayat 10 ayat. Di dalam
tiap sepuluh ayat potong-potong lagi menjadi 5 ayat-5 ayat.
Misalnya kita menghafal surat An Naba yang didalamnya ada 40 ayat. Caranya adalah sebagai berikut :
1. Hafalkan ayat 1 sampai lancar. Lakukan sampai ayat 5.
2. Kemudian hafalkan secara berurut ayat 1 sampai dengan ayat 5.
Ikatlah ayat 1 sampai ayat 5 dengan mengulang-ulangnya bersama-sama
sampai lancar. Gerak-gerakkan jari-jari tangan anda sesuai dengan ayat
yang sedang di hafal. Bila menghafal ayat 1 gerakkan ibu jari, ayat 2
gerakkan jari telunjuk, ayat 3 gerakkan jari tengah, ayat 4 gerakkan
jari manis dan ayat 5 gerakkan jari kelingking.
3. Kemudian hafalkan ayat 6 sampai 10 sambil menggerak-gerakkan
jari-jari tangan kiri sama seperti yang dilakukan oleh tangan kanan.
Ulang-ulang ayat 6 sampai 10 sampai lancar. Kegiatan ini mengikat ayat 6
sampai dengan ayat 10
4. Sekarang mengulang menghafal ayat 1 sampai 10 dengan sambil
menggerak-gerakkan jari sesuai dengan nomor ayat yang dilafazkan.
Lakukan sampai lancar. Hal ini mengikat ayat 1 sampai 10.
5. Lakukan langkah diatas untuk ayat 11-20, ayat 21-30 dan ayat 31-40.
6. Terakhir gabungkan semua ayat (ayat 1 sampai 40) dalam surat tsb. Ulang-ulang sampai lancar
Kemudian bagaimana anda murajaah sebuah surat bila kita telah
menghafal secara konvensional? Bila surat tersebut ayat-ayatnya pendek
maka kelompokkan menjadi 10 ayat-10 ayat. Hafalkan per 10 ayat. Bila
suratnya berayat yang panjang-panjang seperti Al Baqarah, Ali Imran, An
Nisaa dll, maka pecah 10 ayat menjadi 5 ayat-ayat.
Manfaat dari menghafal dengan sistem potongan ini adalah:
1. Ketika murajaah kita tidak selalu harus memulai dari awal surat –
ayat1- sehingga untuk surat yang panjang murajaah dapat dilakukan
sepotong-sepotong di dalam shalat kita. Misalnya: untuk setiap rakaat
shalat kita membaca 10 ayat. Maka ketika shubuh kita sudah dapat
murajaah sampai 40 ayat (sunnat shubuh 2 rakaat dan shubuh 2 rakaat).
Ini cukup bagus untuk surat An Naba yang 40 ayat. Atau untuk surat yang
panjang seperti Al Baqarah, bila dilakukan 10 ayat untuk setiap rakaat
shalat, maka selesai shalat isya kita sudah murajaah 100 ayat! Bila
ditambah dengan shalat-shalat sunnah rawatib maka kita bisa murajaah 200
ayat dalam sehari. Dan bila ditambahkan dengan shalat dhuha dan
tahajjud kita bisa mnyelesaikan 286 ayat Al Baqarah dalam shalat yang
dilakukan sehari semalam!
2. Kita tidak merasa susah murajaah karena seakan-akan kita sedang
menghafal surat-surat yang pendek saja. Secara psikologis kita merasa
lebih ringan. Dan di dalam memurajaah surat yang panjang kita mempunyai
3. Menguatkan secara merata ayat-ayat di seluruh surat. Bukan hanya
ayat-ayat awal surat saja. Ketika memurajaah surat-surat yang panjang
dan kemudian terputus oleh kondisi eksternal – tamu datang, telfon
berdering, anak menangis, masakan gosong dll- kita masih tetap bisa
melanjutkan ayat selanjutnya setelah kondisi eksternal tertangani. Tanpa
harus mengulangi dari awal surat. Dengan metoda menghafal konvensional
maka kita kita harus selalu mengulangi mulai dari awal surat lagi.
Kondisi-kondisi seperti ini akan menguatkan hafalan ayat-ayat awal dan
menurunkan kualitas hafalan ayat-ayat akhir.
4. Hafal nomot ayat tanpa kita sadari. Ini adalah bonus yang sangat bermanfaat untuk kita
5. Mengatasi kasus “ayat macet“. Bila macet di satu ayat biasanya
akan berhenti memurajaah surat tersebut karena ayat-ayat yang
selanjutnya sangat bergantung pada ayat yang macet/lupa. Tetapi dengan
sistem ‚potong surat’ ini kita masih tetap bisa terus memurajaah
ayat-ayat setelah ayat macet ini. Mengapa ? Karena dalam menghafal
sistem ini setiap ayat independen diletakkan dalam memori otak kita.
Sebuah ayat tidak hanya dikaitkan dengan ayat yang sebelumnya –seperti
dalam sistem menghafal konvensional- tapi juga dikaitkan dengan nomornya
(yang diingat secara tidak sadar dengan menggerak-gerakkan jari tangan
ketika menghafal). Ketika memori yang terkait dengan ayat sebelum
terlupakan maka ada “pengait“ yang lain yaitu nomor surat. Percaya atau
tidak? Anda tinggal mencoba sistem ini dan merasakan hasilnya!
Melakukan metoda ini tak sesulit membaca baris-baris di atas. Bila
anda melakukannya ini adalah hal yang sangat simpel. Metoda ini
menjadikan kita santai dan tidak stres dalam memurajaah. Karena kita
mempunyai “petunjuk/milestones“ dalam surat-surat hafalan kita yaitu
ayat 1, 11, 21, 31, 41 dst. Kita akan memurajaah “ayat-ayat pendek“,
yaitu 10 ayat saja. Cobalah anda praktekkan dan anda akan terkejut
dengan hasilnya.
Selamat bermurajaah!
=========
Sumber : kultum