Sepercikhikmah
– Sahabat sepercikhikmah Sebagai seorang Muslim, kita diwajibkan untuk
menjalankan perintah Allah SWT, termasuk sholat lima (5) waktu seperti Subuh,
Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya yang harus dijalankan secara khusyuk. Karena
kekhusyukan itu sendiri telah menjadi salah satu syarat utama sahnya kita
sholat. Dimana seorang Muslim dituntut untuk tidak mudah terganggu dan
memusatkan konsentrasi pada bacaan saat sholat.
Shalat
diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Takbiratul ihram
dianggap sebagai pintu masuk untuk mengingat Allah SWT. Segala bentuk kegiatan
yang diperbolehkan di luar shalat, seketika takbir semuanya mesti ditinggalkan,
alias diharamkan.
Setelah
berniat dan melakukan takbir, seharusnya pikiran dan hati kita fokus untuk
beribadah dan tertuju pada Allah SWT. Namun masalahnya, mengendalikan pikiran
bukanlah perkara mudah.
Sahabat
sepercikhikmah seringkali pikiran lain muncul tiba-tiba di benak kita seperti
soal pekerjaan, anak, harta, dan dagangan. Bahkan dalam shalat pun, terkadang
khayalan aneh datang menghantui pikiran. Sehingga, semua itu membuat
kekhusyukan ibadah menjadi terganggu dan berkurang. Lalu bagaimana hukumnya?
Apakah masih sah shalat orang yang mengkhayal ketika shalat?
Terkait
masalah ini, Imam An-Nawawi punya jawaban di dalam kitabnya Fatawa Al-Imam
An-Nawawi:
إذا فكر
في صلاته
في المعاصي
والمظالم ولم
يحضر قلبه
فيها ولا
تدبر قراءتها
هل تبطل
صلاته أم
لا؟ أجاب
رضي الله
عنه: تصح
صلاته وتكره..
Artinya,
“
Bila
seorang mengkhayal maksiat dan kezalimaan pada saat shalat sehingga hatinya
tidak fokus dan dia tidak meresapi bacaannya, apakah shalatnya masih sah?
‘Shalatnya sah, namun makruh,’” jawab Imam An-Nawawi.”
Sahabat
sepercikhikmah orang yang mengkayal, pikirannya melayang ke mana-mana, bahkan
memikirkan sesuatu yang buruk, shalatnya masih dihukumi sah. Meskipun sah,
shalatnya dianggap makruh karena hatinya tidak hadir dan dia tidak meresapi
bacaan yang dilafalkannya.
Kekhusyukan
memang tidak menjadi kewajiban di dalam shalat, namun bukan berarti kita
mengabaikannya. Kita mesti mengupayakan
dan mengusahkannya. Minimal kita berusaha merenungi dan meresapi setiap bacaan
yang dilafalkan ketika shalat. Di sini kita mengerti betapa kekhusyukan adalah
barang mahal tiada tara.
Maka
dari itulah Allah SWT dan Rasulullah SAW menganjurkan kepada seluruh umat
manusia untuk memperbanyak istighfar agar terhindar dari segala perbuatan yang
sia-sia seperti misalnya menghayal yang tidak-tidak. Bacalah pula bismillah terlebih
dahulu sebelum membaca niat shalat supaya hati tenang dan tak memikirkan
perkara lain selain beribadah, serta berusaha mendekatkan diri kepada Allah
SWT. Wallahu a’lam.
Semoga
bermanfaat.
[silakanshare]