Sepercikhikmah
– Sahabat sepercikhikmah Sudah merukan suatu kewajiban bagi setiap muslim untuk
melaksanakan ibadah sholat, sebab disamping sholat itu merupakan amalan yang
pertama kali diperhitungan juga sholat merupakan ibadah yang memiliki banyak
sekali fadhilah atau keutamaan. Sebagai sebuah kewajiban, seorang muslim
hendaknya mengetahui tatacara shalat meliputi syarat dan rukun shalat yang
benar.
Di
samping itu, kesunahan yang dianjurkan untuk dilakukan di dalam shalat meliputi
gerakan maupun ucapan doa juga hendaknya diketahui dan diamalkan. Telah jamak
diketahui bahwa shalat fardhu yang dilakukan secara berjamaah lebih utama dari
pada shalat sendirian. Shalat berjamaah mampu menjadi syiar Islam sekaligus
sarana mempererat persaudaraan sesama muslim.
Seorang
imam shalat, bagaimanapun keadaan fisiknya, bila ia benar dalam melakukan
shalat akan tetap diikuti oleh para makmum. Hal ini merupakan ilustrasi ideal
bagi kehidupan bermasyarakat, dimana masyarakat harus menaati seorang pemimpin
yang taat kepada Allah.
Dalam
shalat berjamaah, ada satu kesunahan yang memang telah jamak dipraktekkan yakni
mengucapkan “Aamiin” setelah imam selesai membaca surat al-Fatihah. Apa
keutamaannya?
Imam
Bukhori meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairoh berkata:
“Apabila
seorang imam mengatakan, غَيْرِ الْمَغْضُوبِ
عَلَيْهِمْ وَلاَ
الضَّالِّينَ (Ghoiril Maghdhuubi ‘Alaihim) maka
katakanlah oleh kalian Aamiin. Sesungguhnya siapa yang ucapan (Amin) nya
bersamaan dengan ucapan malaikat maka dosanya yang lalu akan diampuni.”
Imam
Nawawi di dalam kitab Syarah Kitab Hadits Shahih Muslim mengatakan bahwa
terdapat sebuah riwayat,
“Jika
seorang imam mengatakan Aamiin maka ucapkanlah oleh kalian Aamiin. Maka
sesungguhnya siapa yang ucapan aminnya bersamaan dengan ucapan Aamiin para
malaikat maka dosanya yang telah lalu akan diampuni”.
Masih
menurut Imam Nawawi, hadits-hadits tersebut menjelaskan kesunahan pengucapan
Aamiin mengiringi al fatihah bagi imam, makmum dan orang yang shalat sendirian.
Dan
hendaknya ucapan Aamiin seorang makmum bersamaan dengan ucapan Aamiin dari
imam, tidak sebelum maupun setelahnya. Ini berdasarkan sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut yakni ” وَلَا
الضَّالِّينَ maka katakanlah oleh kalian
Aamiin”.
Adapun
maksud riwayat, “Jika seorang imam mengatakan Aamiin maka ucapkanlah oleh
kalian Aamiin” maksudnya adalah “Jika imam hendak mengucapkan Aamiin.”..
Sedangkan
sabda Rasulullah “Barangsiapa yang ucapan aminnya bersamaan dengan ucapan para
malaikat” maknanya adalah bersamaan pada waktu mengucapkan Aamiin, ucapan
aminnya bersamaan dengan ucapan mereka (para malaikat).
Tentu
saja, maksud diampuni dosa-dosa yang terdahulu dalam hadits tersebut adalah
dosa-dosa kecil yang berhubungan dengan Allah secara langsung, karena untuk
dosa besar, ada tata cara taubat yang harus kita lakukan.
Demikian
juga dosa yang dilakukan dengan sesama manusia, bisa terhapus manakala ada
permintaan maaf.
Selain
dosa-dosa kecil akan diampuni, Ucapan Aamiin juga menjadi peynebab terkabulnya
do’a, seperti yang dijelaskan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
sabda Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِذَا صَلَّيْتُمْ
فَأَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ
ثُمَّ لْيَؤُمَّكُمْ
أَحَدُكُمْ فَإِذَا
كَبَّرَ فَكَبِّرُوا
وَإِذَا قَالَ
غَيْرِ الْمَغْضُوبِ
عَلَيْهِمْ وَلاَ
الضَّالِّينَ فَقُولُوا
آمِينَ. يُجِبْكُمُ
اللَّهُ
“Apabila
kalian shalat maka luruskanlah shaf (barisan) kalian kemudian hendaknya salah
seorang diantara kalian menjadi imam. Apabila imam bertakbir maka kalian
bertakbir dan bila imam mengucapkan ‘Ghairil maghdubi ‘alaihim waladh dhoollin’
maka ucapkanlah: Aamiin, niscaya Allah mengabulkannya” (HR, Muslim)
Cara
melafadzkan Aamiin yang benar adalah huruf “a” dibaca panjang 2 harakat “aa”,
karena merupakan mad badal, kemudian “min” dibaca panjang “miin” dengan panjang
4 sampai 6 harakat karena merupakan mad ‘aridh lissukun, serta huruf “nun”
dibaca mati.
Makna
lafadz “Aamiin” sendiri adalah doa kepada Allah agar mengabulkan doa-doa
kita. Oleh karena itu, jangan sekalipun
kita meremehkan atau menjadikan lafadz “aamiin” sebagai gurauan, karena
maknanya begitu mulia. Wallahu a’lam.
Semoga
bermanfaat.
Sumber: kabarmakkah.com