SbepercikHikmah – Sahabat SepercikHikmah dimanapun anda
berada, Tak banyak orang mengganggap serius kala seseorang mengeluh badannya
pegal linu. Apalagi kalau yang mengeluh ialah orangtua. Itu mah biasa, namanya
juga sudah tua…begitu biasanya tanggapan yang diberikan. Padahal, salah satu
indikasi adanya penyakit di dalam tubuh juga dapat muncul dalam bentuk rasa
pegal linu.
Sahabat sepercikHikmah, Keluhan pegal linu memang sering kita dengar atau
bahkan kita alami sendiri. Beberapa bagian tubuh terasa nyeri, pegal, atau
dengan bahasa sehari-hari terasa cekot-cekot. Umumnya orang akan menuding
kelelahan, rematik atau asam urat
sebagai biang kerok kemunculan rasa cekot-cekot ini, namun dr Evy Yunihastuti,
SpPD, Staf Pengajar Dept Ilmu Penyakit Dalam FKUI Jakarta, menyebutkan keluhan
pegal linu sebenarnya dapat berarti luas, mulai dari kelelahan sampai indikasi
adanya penyakit serius lain di dalam tubuh.
Nyeri
pada sendi atau otot?
Untuk itu, setiap kali muncul keluhan pegal linu, perlu
dicermati dulu apakah rasa nyeri yang muncul terasa di bagian sendi atau di
bagian otot. Jika termasuk nyeri sendi, sendi mana saja yang terasa sakit.
Apakah sendi di pergelangan tangan, siku, punggung, pinggang, lulut, kaki, di
sepanjang tulang belakang atau pada beberapa tempat. Begitu pula Jika nyeri
terasa pada otot, apakah otot lengan bawah atau lengan atas. Jika kita
mengetahui dengan tepat bagian mana yang terasa sakit, dapat lebih mudah
mencari kemungkinan penyebab sakitnya dan tentu pengobatannya pun dapat lebih
tepat.
Pegal linu yang berasal dari nyeri otot dapat terjadi
pada semua usia, meskipun lebih banyak dikeluhkan orang usia 40 tahun ke atas.
Mengapa orangtua lebih sering mengalami rasa pegal linu? Karena pada usia tua
organ-organ tubuh sudah mengalami kemunduran fungsi dan elastisitasnya.
Sementara keluhan pegal linu pada orang yang berusia
lebih muda umumnya dipengaruhi faktor
kebiasaan sehari-hari, seperti kurang atau tidak rutin berolah raga, kurang
atau salah dalam pemanasan atau dalam relaksasi saat berolah raga, karena
adanya aktivitas berlebihan, atau karena terjadi perubahan posisi tubuh saat
beraktivitas secara salah atau tiba-tiba.
Maka, begitu muncul keluhan pegal linu dengan rasa
nyeri otot cek dahulu apakah baru saja dilakukan aktivitas berlebih, termasuk
olahraga, ataukah baru saja terjadi trauma, misalnya benturan. “Kalau ya,
kemungkinan penyebabnya menjadi jelas,
bahwa nyeri itu karena otot yang biasanya tidak dipakai tiba-tiba
dipakai berlebihan,” tutur dokter lulusan FK UI ini.
Sirkulasi darah yang kurang lancar sering juga
menyebabkan badan capek, pegal linu, malas, dan tidak bersemangat saat bangun
pagi. Sementara bagi para pekerja kantoran ada pegal linu yang disebabkan oleh
penyakit yang disebut sick building syndrome, terutama pada gedung ber-AC
sentral.
Sick building syndrome dapat muncul karena tingginya
polusi udara pada ruang tertutup khas gedung ber-AC yang disebabkan adanya tumpukan
gas-gas buangan semisal CO2 atau asap rokok. Apalagi polusi udara yang tinggi
di kota-kota besar juga membuat udara yang terperangkap di dalam gedung ber-AC
bukan lagi tergolong udara yang sehat. Hal ini akan diperparah Jika gedung ini
tidak didukung ventilasi dan upaya sanitasi yang baik.
Selain itu, gerakan atau sikap tubuh yang salah, saat
melakukan pekerjaan, apalagi Jika terjadi terus menerus dalam jangka waktu lama
juga dapat memunculkan pegal linu. Tambahan lagi, faktor psikososial yang berkaitan
dengan kondisi kejiwaan seperti stres, hubungan antara rekan kerja, kesiapan
bekerja serta beban atau porsi pekerjaan yang terlalu berlebih juga akan
memunculkan penyakit ini dengan salah satu indikasinya ialah muncul rasa pegal
linu dan nyeri otot.
Selain karena aktivitas berlebih dan sindrom pekerja
kantoran, adanya penyakit dan infeksi dalam tubuh juga dapat memunculkan pegal
linu dengan keluhan nyeri otot. Misalnya saja saat kita menderita influenza
akibat virus, tubuh terasa pegal-pegal yang beriring demam. Begitu pula Jika
kita terjangkit leptospirosis, penyakit yang berasal dari kencing tikus
–umumnya muncul pada waktu banjir- salah satu gejalanya juga pegal dan demam.
Pegal biasanya muncul di betis, dengan rasa sakit yang cukup kuat kalau betis
itu dipencet
Jika nyeri otot yang hadir tak diiringi demam maupun
trauma di tempat lain, kemungkinan tubuh kita menderita pegal biasa saja.
Nyeri
sendi belum tentu rematik
Selain karena nyeri otot, pegal linu juga umum berawal
dari nyeri sendi. Pegal linu dengan keluhan nyeri sendi seringkali disebut
sebagai rematik. Padahal belum tentu. Sebagaimana nyeri otot, nyeri sendiri
juga dapat disebabkan adanya infeksi dalam tubuh, karena adanya indikasi
penyakit lain dalam tubuh, atau karena serangan rematik.
Infeksi yang terjadi biasanya disebabkan oleh masuknya
kuman, virus atau jamur dari luar ke dalam tubuh. Misalnya saja, ketika lulut
mengalami luka dan terjadi infeksi akibat masuknya kuman penyakit melalui luka
ini. Kuman ini masuk hingga ke dalam sendi dan menjalar ke bagian tubuh lain.
Infeksi ini dapat terjadi karena masuknya mikroorganisme yang bersifat patogen
atau dapat menimbulkan penyakit pada tubuh. Hal tersebut akan mengakibatkan
munculnya rasa nyeri pada persendian.
Sementara nyeri sendi yang tergolong rematik dapat
disebabkan oleh peninggian kadar asam urat, gangguan sistem kekebalan tubuh,
gangguan metabolisme tubuh, atau rematik akibat gangguan penyakit lain.
Rematik karena tingginya kadar asam urat disebut radang
sendi gout. Masyarakat sering menyebutnya sebagai encok, boyok, dan sebagainya.
Gejala khas gout ialah nyeri dan bengkak pada sendi secara tiba-tiba, terutama
pada malam hari menjelang pagi. Keluhan ini ditandai dengan rasa nyeri hebat
dan pembengkakan.
Kelebihan asam urat sendiri diakibatkan adanya gangguan
dalam sistem metabolisme tubuh. Kadar normal asam urat dalam darah berkisar
pada angka 5-7mg/100 cc (laki-laki) dan 4-6 mg/100cc (perempuan). Jika kadar
asam urat melebihi batas normal,
terjadilah pengendapan dalam darah yang berujung pada terbentuknya
deposit kristal asam urat dalam jaringan, umumnya pada bagian sendi. Pada
akhirnya hal itu menyebabkan peradangan pada persendian dengan rasa nyeri
paling terasa umumnya di bagian pangkal ibu jari kaki.
Gangguan fungsi kekebalan tubuh juga dapat memunculkan
rhematik dengan keluhan nyeri sendi. Gangguan ini muncul akibat sel-sel
kekebalan tubuh dalam darah menjadi terlalu aktif. Salah satunya ialah
rheumatioid artritis yang merupakan penyakit radang kronik sistemik.
Keluhan ini juga dapat terjadi pada banyak penderita
penyakit lain, seperti penderita kencing manis (diabetes mellitus) dan gangguan
kelenjar gondok. Bahkan gejala nyeri sendi dapat pula muncul pada orang yang
mengalami pengapuran atau tulang keropos.
Osteoporosis atau pengeroposan tulang sering disebut
sebagai silent thief. Ini dikarenakan kebutuhan kalsium tubuh yang tak
tercukupi akan memaksa tubuh menyerapnya dari tulang. Penyerapan yang terjadi
secara perlahan ini terjadi tanpa kita sadari karena tak memunculkan rasa sakit
serius. Namun, pada beberapa kasus, diketahui bahwa orang-orang yang menderita
osteoporosis pun mengalami gejala-gejala nyeri sendi yang diabaikan.
Lalu, dalam kondisi pengabaian ini, tahu-tahu pada
suatu hari tulang pun patah, meski hanya diawali sebuah kejadian minimal,
seperti saat membungkukkan badan.
Hati-hati
tawaran obat ‘dewa’
Bagaimanapun, adanya keluhan nyeri harus menjadi
perhatian serius setiap kali muncul. Entah dia berasal dari nyeri otot maupun
nyeri sendi. Kalau memungkinkan, kenali tempat sumber utama nyeri, dan kemudian
perhatikan intensitas kemunculan nyeri ini. Apakah tiba-tiba atau karena ada
sebab trauma.
Istirahatkan tubuh untuk mengurangi nyeri dan untuk
meredakan keluhan, mandi air hangat dapat jadi pilihan. Namun, Jika rasa nyeri
tak kunjung hilang dalam waktu 3 hari, segeralah berobat ke dokter untuk
memastikan penyebab dan terapi pengobatan yang tepat.
Pada kasus nyeri otot biasa atau yang terjadi sesudah
melakukan aktivitas berlebih, obat bebas semacam balsam penghangat atau obat
pegal linu yang hal dan terdaftar di BPOM sebenarnya dapat dikonsumsi. Namun
melihat berbagai sebab keluhan pegal linu, jelas bahwa terapinya pun harus
diberikan sesuai dengan penyebabnya.
Maka Dokter Evy pun menekankan pentingnya kehati-hatian
dalam mengobati pegal-linu ini karena penyebabnya yang sangat bervariasi. Ada
yang memang membutuhkan obat, namun ada pula pegal-linu yang tidak memerlukan
pengobatan sama sekali, dan cukup diatasi dengan pembenahan pola hidup, yaitu
berolahraga rutin secara teratur.
Kehati-hatian terutama perlu kita utamakan pada
berbagai tawaran jamu-jamuan pegal-linu. “Karena jamu atau pun obat kadang suka mengandung steroid. Memang memiliki efek
cespleng, tapi memiliki efek samping jangka panjang yang berbahaya—dapat membuat pengaruh ke
lambung, bahkan dapat bikin tulang keropos,” tutur Dokter Evy.
Semoga cuplikan tentang wawasan pegel linu ini dapat
menambah pengetahuan anda dan semoga bermanfaat.
Sumber : ummi-online.com