SepercikHikmah – "Ketika baru memulai membina riset di Indonesia selama 6 bulan, langit bagaikan runtuh, seolah-olah mengatakan: "Tak ada tempat buat saya di Indonesia."
Doktor Warsito Purwo Taruno, seorang Ilmuan jenius lulusan Jepang ini mendapatkan surat dari sebuah lembaga pemerintah Indonesia yang isinya memerintahkan agar menghentikan riset yang dilakukanya.
Doktor Warsito Purwo Taruno, seorang Ilmuan jenius lulusan Jepang ini mendapatkan surat dari sebuah lembaga pemerintah Indonesia yang isinya memerintahkan agar menghentikan riset yang dilakukanya.
“12 tahun kemudian sejak pertama kali ECVT ditemukan, hari ini di tempat yang sama saya mendapat surat dari sebuah lembaga agar saya menghentikan semua kegiatan pengembangan riset saya di Indonesia. Haruskah pertanyaan 12 tahun yang lalu perlu diulang: Tak ada tempat buat saya di Indonesia?” tulis Warsito di akun Facebook pribadinya, senin(30/11/2015).
Sejak pulang dari Jepang, Warsito mengembangkan penemuanya yang dikenal dengan nama ECVT (Electrical Capacitance Volume Tomography). Berbagai pihak telah banyak memberikan penghargaan atas hasil temuanya ini salah satunya mendapatkan penghargaan BJ Habibie Technology Award 2015.
ECVT merupakan alternative system pemindaian dengan biaya murah, bebas radiasi, deteksi seketika atas kelainan fisiologis dalam payudara dan otak yang disebabkan oleh tumor, epilepsy, penyakit Alzheimer dan disfungsi otak lainnya.
Melalui akun Facebooknya, Warsito juga memaparkan bahwa teknologi ECTV temuanya sudah digunakan oleh NASA, tepatnya pada tahun 2006. NASA menggunakan temuan Warsito untuk pengembangan sistem pemindaian di pesawat ulang-alik.
Pada tahun 2007 jurnal ECVT terbit di IEEE Sensors Journal, dengan alamat Fisika UI. 2008 Dept Energi Amerika memakainya sebagai model sistem pemindaian untuk pengembangan ‘Next generation power plant’ dan untuk verifikasi hasil simulasi supercompter skala penta-eksa.
Sumber: http://islamedia.id/