SepercikHikmah - Subhanallah, Ijab qabul merupakan lafadz yang diucapkan oleh orangtua atau wali dari pihak perempuan untuk menikahkannya dengan calon mempelai laki-laki. Di dalam ijab qabul ini terdapat janji dari suami dan istri untuk membina rumah tangga yang sesuai dengan syariat Islam.
Banyak kaum pria yang merasa gugup saat hendak mengucapkan ijab kabul ini meskipun sudah pernah berlatih dari jauh-jauh hari. Ada kelegaan tersendiri apabila bila mengucapkan ijab qabul ini dengan lancar. Setelah hal tersebut selesai dilakukan, maka sudah sah lah mereka menjadi pasangan suami dan istri.
Meskipun terlihat mudah untuk diucapkan, namun ternyata sangat berat tanggung jawab yang harus dipikul suami setelah mengucapkannya. Lalu tanggung jawab yang bagaimanakah yang akan dipikul suami setelah terucapnya ijab qabul? Berikut ini informasi selengkapnya.
Ijab qabul menjadi hal yang sangat penting dalam sebuah prosesi pernikahan kaum muslim. Begitu pentingnya hal tersebut, hingga Allah SWT menggunakan istilah `miitsaqan gholiidhan' yang memiliki arti perjanjian yang kuat, kokoh dan teguh.
Ijab qabul memiliki makna yakni sang suami akan menganggung dosa-dosa yang dilakukan oleh perempuan yang menjadi istrinya. Dosa yang bisa saja dilakukan istri antara lain tidak menutup aurat, meninggalkan sholat dan lain sebagainya. Semua yang berhubungan dengan perempuan tersebut tidak lagi ditanggung oleh orangtuanya melainkan oleh suaminya tersebut.
Oleh karena itu Rasulullah SAW berpesan kepada para suami: “Takutlah kepada Allah dalam persoalan wanita. Karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang berada di bawah kekuasaan kamu, dan kamu ambil mereka itu dengan amanah Allah dan kamu dihalalkan menggauli mereka berdasarkan kalimat Allah.”
Dari hadist di atas dijelaskan bahwa pernikahan itu bukan hanya sekedar untuk memenuhi dorongan (kebutuhan) biologis saja, akan tetapi juga melaksanakan amanah Allah yang akan dipertanggungjawabkan kelak di akhir zaman.
Ketika suami berhasil menjalankan tanggung jawab tersebut selepas mengucapkan ijab qabul maka Allah telah berjanii akan memberinya surga yang di dalamnya terdapat banyak bidadari. Bidadari tersebut adalah istrinya yang shalehah.
Jika seorang suami juga berhasil mempertanggung jawabkan semua ikrarnya saat ijab kabul yakni membina rumah tangga beserta anak-anaknya, maka Allah akan mengumpulkan seluruh keluarganya di dalam surga. Allah Ta’ala berfirman yang artinya:
"Hai orang-orang yg beriman, peliharalah dirimu & keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia & batu.” (At-Tahrim: 6).
Akan tetapi jika suami tersebut gagal dalam melaksanakan janjinya tersebut maka siksa yang amat pedih akan menghampirinya. Rasulullah SAW bersabda “Maka aku adalah suami yang fasik, ingkar dan aku rela masuk neraka, aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku''. (HR. Muslim)
Demikianlah indormasi mengenai beratnya tanggung jawab suami setelah ijab qabul. Betapa beratnya beban yang harus ditanggung suami demi istri dan keluarganya. Oleh sebab itu, sebagai seorang istri hendaknya senantiasa membantu meringankan tanggung jawab tersebut dengan cara patuh kepada suami dan menjalankan perintah Allah SWT dan serta menjauhi larangan-Nya. Selain itu, didiklah buah hati agar mengerti tentang agama. Hal ini bertujuan agar keluarga yang dibina tersebut menjadi keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah.
Sumber : infoyunik.com
Banyak kaum pria yang merasa gugup saat hendak mengucapkan ijab kabul ini meskipun sudah pernah berlatih dari jauh-jauh hari. Ada kelegaan tersendiri apabila bila mengucapkan ijab qabul ini dengan lancar. Setelah hal tersebut selesai dilakukan, maka sudah sah lah mereka menjadi pasangan suami dan istri.
Meskipun terlihat mudah untuk diucapkan, namun ternyata sangat berat tanggung jawab yang harus dipikul suami setelah mengucapkannya. Lalu tanggung jawab yang bagaimanakah yang akan dipikul suami setelah terucapnya ijab qabul? Berikut ini informasi selengkapnya.
Ijab qabul menjadi hal yang sangat penting dalam sebuah prosesi pernikahan kaum muslim. Begitu pentingnya hal tersebut, hingga Allah SWT menggunakan istilah `miitsaqan gholiidhan' yang memiliki arti perjanjian yang kuat, kokoh dan teguh.
Ijab qabul memiliki makna yakni sang suami akan menganggung dosa-dosa yang dilakukan oleh perempuan yang menjadi istrinya. Dosa yang bisa saja dilakukan istri antara lain tidak menutup aurat, meninggalkan sholat dan lain sebagainya. Semua yang berhubungan dengan perempuan tersebut tidak lagi ditanggung oleh orangtuanya melainkan oleh suaminya tersebut.
Oleh karena itu Rasulullah SAW berpesan kepada para suami: “Takutlah kepada Allah dalam persoalan wanita. Karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang berada di bawah kekuasaan kamu, dan kamu ambil mereka itu dengan amanah Allah dan kamu dihalalkan menggauli mereka berdasarkan kalimat Allah.”
Dari hadist di atas dijelaskan bahwa pernikahan itu bukan hanya sekedar untuk memenuhi dorongan (kebutuhan) biologis saja, akan tetapi juga melaksanakan amanah Allah yang akan dipertanggungjawabkan kelak di akhir zaman.
Ketika suami berhasil menjalankan tanggung jawab tersebut selepas mengucapkan ijab qabul maka Allah telah berjanii akan memberinya surga yang di dalamnya terdapat banyak bidadari. Bidadari tersebut adalah istrinya yang shalehah.
Jika seorang suami juga berhasil mempertanggung jawabkan semua ikrarnya saat ijab kabul yakni membina rumah tangga beserta anak-anaknya, maka Allah akan mengumpulkan seluruh keluarganya di dalam surga. Allah Ta’ala berfirman yang artinya:
"Hai orang-orang yg beriman, peliharalah dirimu & keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia & batu.” (At-Tahrim: 6).
Akan tetapi jika suami tersebut gagal dalam melaksanakan janjinya tersebut maka siksa yang amat pedih akan menghampirinya. Rasulullah SAW bersabda “Maka aku adalah suami yang fasik, ingkar dan aku rela masuk neraka, aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku''. (HR. Muslim)
Baca Juga :
Demikianlah indormasi mengenai beratnya tanggung jawab suami setelah ijab qabul. Betapa beratnya beban yang harus ditanggung suami demi istri dan keluarganya. Oleh sebab itu, sebagai seorang istri hendaknya senantiasa membantu meringankan tanggung jawab tersebut dengan cara patuh kepada suami dan menjalankan perintah Allah SWT dan serta menjauhi larangan-Nya. Selain itu, didiklah buah hati agar mengerti tentang agama. Hal ini bertujuan agar keluarga yang dibina tersebut menjadi keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah.
Sumber : infoyunik.com